Cinta-Mu yang Tak Pernah Keliru
Ya Allah… di titik ini aku mulai mengerti: bahwa dunia bukan tempat menetap, melainkan ladang ujian yang bersembunyi dalam kehilangan, berwujud perpisahan, dan cinta yang tak selalu pulang. Aku menyerah bukan karena letih mencari, tapi karena aku yakin: Engkau tak pernah keliru menulis takdir hamba-Mu. Tak lagi kutanya, mengapa ia datang lalu pergi, mengapa rasa diberi, lalu maknanya dicabut sunyi. Sebab aku percaya, segala sesuatu telah Engkau takar dengan cinta yang paling adil, paling rahasia, namun tak pernah salah. Ya Rabb… segala yang singgah, takkan pernah keliru waktunya. Segala yang menjauh, pasti telah Engkau kehendaki. Dan aku cukup menjaga satu hal dalam dada: prasangka baik pada-Mu. Karena di balik luka yang sunyi, di balik tanya yang tak bersuara, aku percaya: ada Cinta-Mu yang sedang bekerja, diam-diam, namun selalu penuh kasih. Solo, 17 Juni 2025 17.28 WIB