Asaku Terkubur dalam Pasrah
Dalam senyap malam yang menutup dunia,
saat cahaya pun enggan bersuara,
kupanggil nama-Mu dengan suara yang lirih,
yang hanya bisa dijangkau oleh langit dan kasih-Mu.
Kupasrahkan segalanya
asa yang patah,
jiwa yang lelah,
dalam genggaman-Mu yang tak pernah goyah.
Tubuh ini goyah tak bersandar,
namun entah dari mana,
ada kekuatan yang tak terlihat
menopangku diam-diam,
saat lututku hampir mencium tanah.
Air mata menjadi bahasa,
lirihku menjelma doa,
dan di antara hening yang tak bersuara,
hanya Engkau yang tahu
betapa dalam luka ini menganga.
Maaf terus terucap,
meski tak kupastikan apakah layak,
Engkau menyaksikan tiap tetes air mata
tanpa tahu arah pulang,
tanpa tahu harus melangkah ke mana.
Aku tersesat dalam perasaan yang mengembara,
namun masih ada seberkas harap
yang diam-diam bernaung di antara reruntuhanku.
Dan di titik terlemahku
saat aku tak lagi melawan,
saat dunia tak lagi kupegang erat,
di sanalah aku menyerah
Asa ku terkubur dalam pasrah
Pekanbaru 23/05/2025
19.45 WIB
Komentar
Posting Komentar