Ayah tidak punya telinga, anak tidak punya mulut
Sosok yang paling ku sayangi, sekaligus paling ku benci untuk saat ini Saat masih kecil, aku sangat jarang bertemu dengannya Namun setiap kali bertemu, tidak ada ingatan di waktu dia memelukku rindu atau mengajak mengobrol, ingatan ku hanya tentang ketika dia memarahi kami atau memukul saat kami berisik Tidak ada ingatan baik ku tentang nya di waktu kecil Pernah suatu hari aku bertengkar hebat dengannya sampai menangis tersedu-sedu, ibulah orang yang menengahi kami dan memintanya untuk menggendongku agar aku berhenti menangis Sepertinya aku masih usia 5 tahun kala itu Sampai saat itu, ketia ia sudah berhasil dipindah kerjakan sehingga kami jadi sering bertemu dengannya dirumah Harapan ku, yess mungkin kita akan bisa lebih akrab lagi nantinya Dan benar saja, sosok nya yang didulu pemarah mulai berubah bertahap Selain amarahnya yang kadang tentunya masih ada, aku juga melihat senyum dan tawa nya Ahh ternyata begini cara nya tertawa, aku paling suka dengan tawa nya Jika ia tertawa ia aka